Welcome.. ^,~

Assalamu'alaikum....
Selamat Datang...
Ahlan wa sahlan....
Sugeng Rawuh..

Semoga Tulisan-tulisan ku ini bisa bermanfaat,
yang kelak akan menjadi Amal Jariyah untukku.. :)

Selasa, 11 Desember 2012

Kondang-in,Walimah,wedding Party..

 
Selama kita menginjakkan kaki diBumi ini,sudah berapa kali ikut ke kondangan??
Mungkin dari kecil ampe segede sekarang, kita udah beberapa kali ikut kondangan atau pesta walimah atau syukuran nikahan atau wedding party atau apalah namanya itu yaa..
Kalau masa kecil dulu, seriing banget kita merengek ke Ibu kita supaya diajak kondangan. Waktu liat ibu kita pakai naju rapih dikiit aja langsung gupek.. (hhaa,pengalaman pribadi,maklum namanya juga Bontot..)
Saat itu,kita sammmaa sekali ga ngerti esensi dari sebuah pernikahan dan ga pernah peduli siapa yang menikah.. yang penting mah makan ueenakk,terus seneng gitu liat mbak2 pengantinnya.. Dan yang paling sakral adalah ketika saya dicium ama pengantin.. “biar ga kena sawan katanya.. “hhaduuh..haduuh..
Bahkan sampai sekaraang pun ,meskipun uda ga Layak dikatakan bocah2 lagi mungkin masih ada yang suka ‘ngintil’/ikut-ikut kondangan sama Ibu-bapak kita (Ngelirik ke diri saya sendiri.. )


Well, disini saya hanya akan membahas tentang isi dari pesta pernikahan..
Akhir-akhir ini saya lebih sering menghadiri event pernikahan sendiri daripada dengan ibu saya.(Sebuah pertanda,bahwa saya sudah gedee.. dan Sebuah skenario Allah bahwa saya juga harus belajar,melihat dan mengevaluasi proses pernikahan orang lain..hhaa)

Masing-masing tempat ada kisah dan kesan tersendiri..
Saya punya kisah beragam ketika menghadiri acara pernikahan,mulai dari acara pernikahan yang suuupeer muewah sampai yang sangaat sederhana.
Tapi yaaah,mohon maaf dengan sangat saya haturkan kepada hadirin sekalian jika saya terkesan Norak bin GaJe tulisan saya ini..

First, walimah super mewah.. yang menurut taksiran ga ilmiah saya kurang lebih menghabiskan dana diatas 500jutaanlaah..(hhemh!)bayangpun,menyewa Ball Room Sebuah hotel berbintang di Bandar Lampung,sebut saja Novotel (Ups!kesebut..),Wedding Organizer yang Profesional banget yang sangat memperhatikan ritel2 terkecilnya, Musiknya,seragam all anggota keluarga, aneka jenis makanan yang tersedia,sampai Gaun pengantin yang berhasil membuat mata saya kalap.. Dan pastinya,walimahan versi begini ini hanya kalangan tertentu. Yang saya ingat saat itu hadir anaknya Gubernur Lampung,dan beberapa pejabat lampung yang sering nampang dikoran karena beberapa kasus..(Bisa yaa,kena kasus dateng keacara pernikahan>)
Dan saking dodolnya saya, saat itu justru saya hanya mengenakan pakaian alakadarnya,sangat ala kadarnya.. Bukannya saya ga menghormati si Sohibul Hajat dengan pakaian kucel and the kumel yaa,tapi karna saat itu saya juga harus menghadiri agenda yang sudah ditentukan dresscodenya,jilbab biru,bawahan gelap yang biasa banget dipakai pergi ngampus..  I think U know laah.. :D

Tapi alhamdulillah,mamasku  ga malu tuh,, dan dia  pun sangat mengerti saya bahwa saya sangat Paradoks dengan yang beginian.. Dandanan yang penuh warna,Aurat yang hhuuhht..kalo disini banyak ikhwan,mungkin mereka banyak yang mengalami kasus yang sama dengan seorang imam yang luntur hafalannya gara2 liat aurat.. (ga ding..ga ding..) dan seketika itu saya baru nyadar kalo ternyata saya sendiri yang berjilbab lebar ditengah para Cewek-cewek kece yang auratnya kemana-mana..

Saat makan tiba,Clinkkk!!! Mataku melotot..
Lah gimana ngga,makanan yang super yummy itu disediakan tanpa Kursi..!!! (Panitianya lupa pesen kursi kali yaa?atau kehabisan dana untuk sewa kursi??) aahh,,lagi2 inilah suksesnya sebuah Misi Ghazwul Fikri!! Dan baru ini saya tau,ini toh Standing Party..weleh..weleehhh.. dan saya pun sukses untuk ga Nafsu makan. Seperti inilah kehidupan dunia yang sangaat menipu,hingar bingar lantunan musik,kerumunan orang membuka lebar2 auratnya..sampai moment standing party yang menurut saya ga ada untungnya Blass!! Mungkin kalo saya jadi pengantinnya saat itu, mending maah saya buat tuuh alokasi dana untuk pergi haji bareng sang suami, atau buat pondok tahfidz kecil-kecilan atau misi2 kebaikan yang lain.. Pasti lebih berkah..

Tapi saya disini juga sadar,mengingat yang pakai jilbab dengan tabarruj tingkat akut disini pun terbatas. Itu pertanda Dakwah itu belum mencapai pada lapisan masyarakat kalangan ‘mereka’ jadi,selama ini saya ngapain aja yaa?? (sambil lirik teman-teman aktivis dakwah lainnya..)
berbaik sangka lah yaa, ilmunya emang belum sampai..

Yah mungkin temen-temen banyak yg lebih berpengalaman hadir di tempat-tempat seperti ini dan ngerasanya biasa aja. Tapi bagi saya ini "nggak biasa aja". Saya memikirkan satu kata di kepala saya "barokah". Ya keberkahan dari pernikahan. Dimanakah letaknya? Di tengah hingar bingar kemewahan. Ketika doa jarang sekali terlantun. Ketika nyanyian-nyanyian cinta lebih jadi pemanis. Ketika tamu undangan diberi "kehormatan" untuk makan berdiri sambil jalan. Ketika aurat terpamer kemana-mana.
Ketika waktu sholat ditabrak-tabrak, Allah dikasih perintah "Tunggu Allah, kami pesta dulu ya.. Undanganmu shalat ntar dulu. Soalnya ntar kalo wudhu dandanan bisa lutur". Aah dimana barokah?  Semoga masih tetap teriring, karena kita tak tahu siapa di antara tamu-tamu ada orang shalih yang tulus mendoakan pengantin.

The Second.. saya juga pernah menghadiri walimah tetangga saya dan ini yang masih sangaat sering saya alami.. Sederhanaaaaaa tapi sama saja hawa-nya dengan walimah mewah seperti di atas. Musik dangdut hingar bingar memekakkan telinga. Bener-benerr.. Beberapa bapak-bapak berjogat-joget kemudian ngasih tip ke penyanyi-nya. Yang menarik adalah sang penyanyi nan seksi itu menyanyikan lagu sholawat nabi sebagai awalan! Beneran kagak matchiiiiiiiiiiiiing. Udah biasa nikahan di kampung kayak begini.. "Dahsyat" dah.  Lalu dimana barokah? Semoga masih tetap teriring, karena kita tak tahu siapa di antara tamu-tamu ada orang shalih yang tulus mendoakan pengantin.

Third: walimah versi ikhwah. Saya pernah hadir ke beberapa pernikahan senior saya. Subhanallah setelah sampai di lokasi, saya sampai nangis... Karena saya tak pernah sebelumnya hadir ke walimah sesederhana ini. Di rumah dengan masih berlantai tanah. Tamu-tamu sederhana dengan baju terbaiknya walau memang lusuh adanya. Hingga saya malu dengan gamis ungu cantik yang saya kenakan. Tidak ada kamar pengantin selain dipan kayu tanpa kasur di atasnya. Dinding bata tanpa terpikir akan ada polesan cat. Yah begitu sederhana, namun betapa koridor syar'i tetap dijaga sebaik-baiknya. Pengantin akhwat dan ikhwan terpisah. Suasana syahdu dengan kehadiran tamu-tamu yang kukenal shalih. Walaupun sederhana, aku membayangkan malaikat-malaikat hadir berkerumun mendoakan pengantin yang menikah dengan cita-cita dakwah: membangun pesantren. Aaaaarg ini lebih membuat iri membuncah dibanding pernikahan mewah!

Memang ukuran kemewahan bukanlah ukuran keberkahan. Tapi bagaimana koridor syar'i tetap terjaga. Sepanjang walimah membuat tamunya lebih ingat Allah daripada memikirkan rasa makanan yang disuguhkan. Bagaimana yang hadir datang dengan doa. Bagaimana uang yang habis tidak sia-sia membeli kemewahan semata. Saya pernah hadir pula di walimah senior yang diawali oleh doa yang begituu panjang namun penuh haru, hingga tamu tak kuasa menahan tangis (setidaknya mungkin saya sendiri yg menangis haha). Sebelum resepsi saya dan teman-teman mendapat "tugas"  membaca AL Quran untuk khataman. Untuk menjaga keberkahan walimah dengan lantunan Quran. Tamu putra dan putri terpisah hingga mata kami lebih terjaga. Aaah benar-benar keberkahan itu demikian terasa. Pernikahan jadi jalan dakwah. Walimah yang super mewah di mata Allah, insyaaLlah.

Mau seperti apa walimah-mu? Walaupun masih rahasia Allah siapa dia dan kapan kan bertemu (kalo kata Raditya Dika, adalah misteri bagaimana alam berkonspirasi mempertemukan 2 insan.. Hahaha), setidaknya dari sekarang kita belajar bagaimana walimah syar'i, bagaimana menikah agar barokah. Mau mewah atau sederhana ga masalah asalkan paham konsekuensi hisab-nya. Agar tak lelah sia-sia di hari kemudian, hari pernikahan dan hari akhirat.

Wallahu a'lam bish shawwab...
Gunter, 4 Desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo dikomentari.. :D