Beberapa
butuh hujan untuk mengairi lahan.
Beberapa
benci hujan karena perjalanan jadi tak lancar, pesawat delay, jalanan banjir,
jemuran basah.
Beberapa
suka hujan karena jualan payung dan jas hujan. Beberapa berharap tak hujan
karena mau bikin hajatan, seminar,demo, atau konser.
Beberapa
takut hujan karena rumahnya langganan kena banjir, atap suka bocor, bahkan
kadang-kadang tanah longsor.
Hitunglah
jumlah manusia di daerahmu, semuanya punya harapan tentang hujan: antara turun
atau tidak. Kalau hujan dioperatori manusia, maka ia harus berpikir keras kapan
hujan mesti diturunkan. Apakah mesti pakai jadwal atau request atau polling?
Nah Lho! (*Runyam,,)
Ya,
seandainya hujan ada operatornya, dan operatornya adalah manusia, niscaya
hancurlah dunia!
Seandainya
hujan dikelola oleh suatu perusahaan tertentu, niscaya hancurlah dunia. Setiap
jadwal hujan masyarakat harus bayar dengan tarif sesuai dengan waktu turunnya.
Di sisi lain
perusahaan itu akan sering di-komplain masyarakat karena hujan turun di saat
yang salah. Tiap detiknya akan ada telpon pula, minta agar hujan tak datang di
jam tertentu. Namanya perusahaan, pemiliknya akan nyari keuntungan
sebesar-besarnya. Bisa jadi orang-orang berduit sajalah yang bisa
"mengendalikan jadwal hujan". (Ngebayanginnya aja udah ngeri
euy...)
Seandainya
hujan dikelola oleh pemerintah, bisa jadi hujan nggak turun-turun karena
dana-operasional-turun-hujan dikorupsi. Tanah kering dimana-mana. Masyarakat
demo sana-sini. Masyarakat kehausan. Tanaman mulai layu. Tanaman musnah. Kadar
oksigen menipis. Masyarakat udah lupa rasanya sayur dan buah. Ikan-ikan di
sungai udah mulai terancam habitatnya. Binatang-binatang ternak juga mulai
dilanda kehausan masal. Kiamat.
Demi langit
yang mengandung hujan,
dan bumi
yang mempunyai tumbuh-tumbuhan,
(Q.S At
thariq:11-12)
Tidakkah
kita mulai berpikir tentang-Nya? Seharusnya kita benar-benar bersyukur.
Bersyukur yang memang membuat kita menangis haru. Bahwa Allah Sang Maha Agung,
Maha Pencipta, Maha Mengatur Alam Raya, Dia-lah yang mengatur hujan di seluruh
penjuru bumi! Seimbang!!!! Dia-lah Sang Maha Bijaksana, yang tahu kapan dan
dimana hujan harus turun. Dia-lah Ar Rahman, Dia-lah yang paling sayang pada
hamba-hamba-Nya yang lemah hingga Dia turunkan hujan sebagai berkah bagi penduduk
bumi. Dan ada hukum yang pasti: Allah tidak akan pernah menzhalimi
hamba-hambaNya.
Dan Dialah
yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan
rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami
halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka
Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti
itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu
mengambil pelajaran.
(Q.S AL
A'raaf 57)
Sayangnya,
kita terlalu sering merutuki hujan yang turun. Padahal Allah Ar Rahman-lah yang
menurunkan. Kita terlalu sering mengeluhkan hujan. Padahal Allah Al-Khaliq-lah
yang menciptakan air dan menciptakan daya gravitasi hingga air turunnya ke tanah,
tidak ngambang di udara. Kita terlalu sering sok mengatur-Nya,
menyalah-nyalahkan kehendak-Nya. Bahkan
menjadikan hujan sebagai kambing hitam kemalasan: jadi alasan tak datang
kajian, jadi alasan tak datang shalat ke masjid, jadi alasan untuk memperlama
tidur dan bermalas-malasan.
Atau mungkin
kita tak pernah mengeluhkan hujan. Bahkan gembira karena yakin akan
keberkahannya. Namun, sudahkah hujan membuat kita semakin takjub dengan-Nya,
semakin taqwa, semakin cinta?
Maka
terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum.
Kamukah yang
menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan?
Kalau Kami
kehendaki niscaya Kami jadikan dia asin,
maka
mengapakah kamu tidak bersyukur?
(Q.S Al
Waqi'ah 68-70)
Ya
Allah Segala Puji bagi-Mu yang Menciptakan Hujan untuk kami. Betapa sayangnya
Engkau pada kami hingga Engkau janjikan pula waktu hujan adalah waktu-waktu
mustajabnya doa. Ya Robb berkahi kami, keluarga kami, negara kami, di musim
hujan-Mu ini.. Ampuni, ampuni, kelancangan kami yang seringkali lupa bersyukur
dan merenungi keagungan-Mu...
Robbanaa
zholamnaa anfusanaa wa in lam taghfirlanaa wa tarhamnaa, lanakuunanna minal
khoosiriin.
Gunung
Terang@Istana Putih, 20.12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Monggo dikomentari.. :D