Welcome.. ^,~

Assalamu'alaikum....
Selamat Datang...
Ahlan wa sahlan....
Sugeng Rawuh..

Semoga Tulisan-tulisan ku ini bisa bermanfaat,
yang kelak akan menjadi Amal Jariyah untukku.. :)

Sabtu, 15 Desember 2012

Cuma Allah sebaik-baik ‘Operator’



Melihat aneka ekspresi manusia-manusia sekitarku tatkala hujan manyapa..

Beberapa butuh hujan untuk mengairi lahan.
Beberapa benci hujan karena perjalanan jadi tak lancar, pesawat delay, jalanan banjir, jemuran basah.
Beberapa suka hujan karena jualan payung dan jas hujan. Beberapa berharap tak hujan karena mau bikin hajatan, seminar,demo, atau konser.
Beberapa takut hujan karena rumahnya langganan kena banjir, atap suka bocor, bahkan kadang-kadang tanah longsor.
 Beberapa sangat merindukan hujan agar bisa jadi alasan tuk tak datang janjian, bolos kuliah, atau libur shalat jamaah di masjid (Astaghfirullah..).
Hitunglah jumlah manusia di daerahmu, semuanya punya harapan tentang hujan: antara turun atau tidak. Kalau hujan dioperatori manusia, maka ia harus berpikir keras kapan hujan mesti diturunkan. Apakah mesti pakai jadwal atau request atau polling? Nah Lho! (*Runyam,,)
 Ya, seandainya hujan ada operatornya, dan operatornya adalah manusia, niscaya hancurlah dunia!

Seandainya hujan dikelola oleh suatu perusahaan tertentu, niscaya hancurlah dunia. Setiap jadwal hujan masyarakat harus bayar dengan tarif sesuai dengan waktu turunnya.
Di sisi lain perusahaan itu akan sering di-komplain masyarakat karena hujan turun di saat yang salah. Tiap detiknya akan ada telpon pula, minta agar hujan tak datang di jam tertentu. Namanya perusahaan, pemiliknya akan nyari keuntungan sebesar-besarnya. Bisa jadi orang-orang berduit sajalah yang bisa "mengendalikan jadwal hujan". (Ngebayanginnya aja udah ngeri euy...)

Seandainya hujan dikelola oleh pemerintah, bisa jadi hujan nggak turun-turun karena dana-operasional-turun-hujan dikorupsi. Tanah kering dimana-mana. Masyarakat demo sana-sini. Masyarakat kehausan. Tanaman mulai layu. Tanaman musnah. Kadar oksigen menipis. Masyarakat udah lupa rasanya sayur dan buah. Ikan-ikan di sungai udah mulai terancam habitatnya. Binatang-binatang ternak juga mulai dilanda kehausan masal. Kiamat.

Demi langit yang mengandung hujan,
dan bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan,
(Q.S At thariq:11-12)

Tidakkah kita mulai berpikir tentang-Nya? Seharusnya kita benar-benar bersyukur. Bersyukur yang memang membuat kita menangis haru. Bahwa Allah Sang Maha Agung, Maha Pencipta, Maha Mengatur Alam Raya, Dia-lah yang mengatur hujan di seluruh penjuru bumi! Seimbang!!!! Dia-lah Sang Maha Bijaksana, yang tahu kapan dan dimana hujan harus turun. Dia-lah Ar Rahman, Dia-lah yang paling sayang pada hamba-hamba-Nya yang lemah hingga Dia turunkan hujan sebagai berkah bagi penduduk bumi. Dan ada hukum yang pasti: Allah tidak akan pernah menzhalimi hamba-hambaNya. 

Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.
(Q.S AL A'raaf 57)

Sayangnya, kita terlalu sering merutuki hujan yang turun. Padahal Allah Ar Rahman-lah yang menurunkan. Kita terlalu sering mengeluhkan hujan. Padahal Allah Al-Khaliq-lah yang menciptakan air dan menciptakan daya gravitasi hingga air turunnya ke tanah, tidak ngambang di udara. Kita terlalu sering sok mengatur-Nya, menyalah-nyalahkan kehendak-Nya. Bahkan menjadikan hujan sebagai kambing hitam kemalasan: jadi alasan tak datang kajian, jadi alasan tak datang shalat ke masjid, jadi alasan untuk memperlama tidur dan bermalas-malasan
Atau mungkin kita tak pernah mengeluhkan hujan. Bahkan gembira karena yakin akan keberkahannya. Namun, sudahkah hujan membuat kita semakin takjub dengan-Nya, semakin taqwa, semakin cinta?

Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum.
Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan?
Kalau Kami kehendaki niscaya Kami jadikan dia asin,
maka mengapakah kamu tidak bersyukur?
(Q.S Al Waqi'ah 68-70)

 Ya Allah Segala Puji bagi-Mu yang Menciptakan Hujan untuk kami. Betapa sayangnya Engkau pada kami hingga Engkau janjikan pula waktu hujan adalah waktu-waktu mustajabnya doa. Ya Robb berkahi kami, keluarga kami, negara kami, di musim hujan-Mu ini.. Ampuni, ampuni, kelancangan kami yang seringkali lupa bersyukur dan merenungi keagungan-Mu...
Robbanaa zholamnaa anfusanaa wa in lam taghfirlanaa wa tarhamnaa, lanakuunanna minal khoosiriin.

Gunung Terang@Istana Putih, 20.12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo dikomentari.. :D