Welcome.. ^,~

Assalamu'alaikum....
Selamat Datang...
Ahlan wa sahlan....
Sugeng Rawuh..

Semoga Tulisan-tulisan ku ini bisa bermanfaat,
yang kelak akan menjadi Amal Jariyah untukku.. :)

Senin, 23 Januari 2012

Essai Philips, Hidup Sehat


Saat ini, kontaminasi pestisida maupun zat-zat kimia  lainnya pada makanan  yang kita makan sehari-hari sangat sulit dihindari, jangankan untuk jajanan makanan siap saji yang sangat 'kental' dengan sajian kimiawinya . Makanan sehat berupa sayuran, buah dan lauk pun hampir tiap detik kita menemukannya. Belum lagi konsumsi makanan dan minuman lain yang saat ini banyak disoroti media tentang penggunaan zat kimia berbahaya seperti boraks pada bakso, pewarna kain pada makanan dan minuman yang berwarna dll.. Itu semua akan terakumulasi dengan seluruh zat kimia yang kita makan selama puluhan tahun dan kiloan makanan yang kita makan setiap bulannya..
Environmental working group, yang merupakan kelompok nirlaba AS yang fokus pada masalah, meneliti hampir 100.000 buah dan sayur yang diduga mengandung pestisida. Pestisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat atau membasmi hama, penyakit dan gulma yang tidak berpengaruh pada tanaman. Pestisida seringkali disebut sebagai ‘racun’. Tapi banyak petani yang menggunakan pestisida untuk mencegah kerusakan atau pembusukan.
Bila paparan pestisida terlalu banyak, maka pestisida bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti kanker, adhd pada anak, gangguan sistem saraf dan melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Tengoklah menu makanan  kita hari ini, mulai dari sayur asem saja, jika dalam pengolahannya tidak dicuci , kemudian makan apel yang langsung kita gigit tanpa dicuci sebelumnya , itu semua akan berpotensi termakannya zat kimia yang menempel pada sayur dan buah. Ide ini mungkin kecil  dan sepele, namun bayangkan jika hal-hal kecil itu terakumulasi selama masa usia kita, maka hal itu akan mempengaruhi kondisi kesehatan tubuh kita. Solusi lain untuk menghindarkan permasalahan tersebut adalah TANAM BUSARI (Tanam Sendiri Buah Dan Sayur) dengan begitu kita akan mengurangi intensitas kita ‘menelan’ racun. Mungkin permasalahan yang muncul disini adalah lahan! Namun percayalah segala sesuatu ada jalan, jika tinggal dikawasan perumahan dan padat penduduk,kita bisa menggunakan MEDIA VERTUKULTUR untuk bisa menanam sayuran sendiri. Vertikultur dapat diartikan sebagai teknik budidaya tanaman secara vertikal sehingga penanaman dilakukan secara bertingkat. Teknik budidaya ini tidak memerlukan lahan yang luas, bahkan dapat dilakukan pada rumah yang tidak memiliki halaman sekalipun. Pemanfaatan teknik vertikultur ini memungkinkan untuk berkebun dengan memanfaatkan tempat secara efisien. Sedangkan untuk menangani masalah waktu dan kebosanan kita terhadap jenis sayuran dan buah yang kita tanam, solusi selanjutnya adalah kita bekerja sama dengan tetangga kita yang lain dengan sistem gulir-tanam atau pergantian jenis cocok tanam antar tetangga dengan kita..
Ini sangat efektif, sudah saya aplikasikan dikampung saya, dan sekarang selain mengurangi konsumsi zat kimia di tubuh kita, kita juga jadi lebih akrab dengan tetangga-tetangga kita.. Sekali tanam, berbagai ‘rasa’ kita cicipi..

Saat ini, kontaminasi pestisida maupun zat-zat kimia  lainnya pada makanan  yang kita makan sehari-hari sangat sulit dihindari, jangankan untuk jajanan makanan siap saji yang sangat 'kental' dengan sajian kimiawinya . Makanan sehat berupa sayuran, buah dan lauk pun hampir tiap detik kita menemukannya. Belum lagi konsumsi makanan dan minuman lain yang saat ini banyak disoroti media tentang penggunaan zat kimia berbahaya seperti boraks pada bakso, pewarna kain pada makanan dan minuman yang berwarna dll.. Itu semua akan terakumulasi dengan seluruh zat kimia yang kita makan selama puluhan tahun dan kiloan makanan yang kita makan setiap bulannya..
Environmental working group, yang merupakan kelompok nirlaba AS yang fokus pada masalah, meneliti hampir 100.000 buah dan sayur yang diduga mengandung pestisida. Pestisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat atau membasmi hama, penyakit dan gulma yang tidak berpengaruh pada tanaman. Pestisida seringkali disebut sebagai ‘racun’. Tapi banyak petani yang menggunakan pestisida untuk mencegah kerusakan atau pembusukan.
Bila paparan pestisida terlalu banyak, maka pestisida bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti kanker, adhd pada anak, gangguan sistem saraf dan melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Tengoklah menu makanan  kita hari ini, mulai dari sayur asem saja, jika dalam pengolahannya tidak dicuci , kemudian makan apel yang langsung kita gigit tanpa dicuci sebelumnya , itu semua akan berpotensi termakannya zat kimia yang menempel pada sayur dan buah. Ide ini mungkin kecil  dan sepele, namun bayangkan jika hal-hal kecil itu terakumulasi selama masa usia kita, maka hal itu akan mempengaruhi kondisi kesehatan tubuh kita. Solusi lain untuk menghindarkan permasalahan tersebut adalah TANAM BUSARI (Tanam Sendiri Buah Dan Sayur) dengan begitu kita akan mengurangi intensitas kita ‘menelan’ racun. Mungkin permasalahan yang muncul disini adalah lahan! Namun percayalah segala sesuatu ada jalan, jika tinggal dikawasan perumahan dan padat penduduk,kita bisa menggunakan MEDIA VERTUKULTUR untuk bisa menanam sayuran sendiri. Vertikultur dapat diartikan sebagai teknik budidaya tanaman secara vertikal sehingga penanaman dilakukan secara bertingkat. Teknik budidaya ini tidak memerlukan lahan yang luas, bahkan dapat dilakukan pada rumah yang tidak memiliki halaman sekalipun. Pemanfaatan teknik vertikultur ini memungkinkan untuk berkebun dengan memanfaatkan tempat secara efisien. Sedangkan untuk menangani masalah waktu dan kebosanan kita terhadap jenis sayuran dan buah yang kita tanam, solusi selanjutnya adalah kita bekerja sama dengan tetangga kita yang lain dengan sistem gulir-tanam atau pergantian jenis cocok tanam antar tetangga dengan kita..
Ini sangat efektif, sudah saya aplikasikan dikampung saya, dan sekarang selain mengurangi konsumsi zat kimia di tubuh kita, kita juga jadi lebih akrab dengan tetangga-tetangga kita.. Sekali tanam, berbagai ‘rasa’ kita cicipi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo dikomentari.. :D