Saat
ini, kontaminasi pestisida maupun zat-zat kimia
lainnya pada makanan yang kita
makan sehari-hari sangat sulit dihindari, jangankan untuk jajanan makanan siap
saji yang sangat 'kental' dengan sajian kimiawinya . Makanan sehat berupa sayuran,
buah dan lauk pun hampir tiap detik kita menemukannya. Belum lagi konsumsi
makanan dan minuman lain yang saat ini banyak disoroti media tentang penggunaan
zat kimia berbahaya seperti boraks pada bakso, pewarna kain pada makanan dan
minuman yang berwarna dll.. Itu semua akan terakumulasi dengan seluruh zat
kimia yang kita makan selama puluhan tahun dan kiloan makanan yang kita makan
setiap bulannya..
Bila paparan pestisida terlalu banyak, maka pestisida bisa
menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti kanker, adhd pada anak, gangguan
sistem saraf dan melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Tengoklah
menu makanan kita hari ini, mulai dari
sayur asem saja, jika dalam pengolahannya tidak dicuci , kemudian makan apel
yang langsung kita gigit tanpa dicuci sebelumnya , itu semua akan berpotensi
termakannya zat kimia yang menempel pada sayur dan buah. Ide ini mungkin
kecil dan sepele, namun bayangkan jika
hal-hal kecil itu terakumulasi selama masa usia kita, maka hal itu akan
mempengaruhi kondisi kesehatan tubuh kita. Solusi lain untuk menghindarkan
permasalahan tersebut adalah TANAM BUSARI (Tanam Sendiri Buah Dan Sayur) dengan
begitu kita akan mengurangi intensitas kita ‘menelan’ racun. Mungkin
permasalahan yang muncul disini adalah lahan! Namun percayalah segala sesuatu
ada jalan, jika tinggal dikawasan perumahan dan padat penduduk,kita bisa
menggunakan MEDIA VERTUKULTUR untuk bisa menanam sayuran sendiri. Vertikultur
dapat diartikan sebagai teknik budidaya tanaman secara vertikal sehingga
penanaman dilakukan secara bertingkat. Teknik budidaya ini tidak memerlukan
lahan yang luas, bahkan dapat dilakukan pada rumah yang tidak memiliki halaman
sekalipun. Pemanfaatan teknik vertikultur ini memungkinkan untuk berkebun
dengan memanfaatkan tempat secara efisien. Sedangkan untuk menangani masalah
waktu dan kebosanan kita terhadap jenis sayuran dan buah yang kita tanam,
solusi selanjutnya adalah kita bekerja sama dengan tetangga kita yang lain
dengan sistem gulir-tanam atau pergantian jenis cocok tanam antar tetangga
dengan kita..
Ini sangat efektif, sudah saya
aplikasikan dikampung saya, dan sekarang selain mengurangi konsumsi zat kimia
di tubuh kita, kita juga jadi lebih akrab dengan tetangga-tetangga kita..
Sekali tanam, berbagai ‘rasa’ kita cicipi..
Saat
ini, kontaminasi pestisida maupun zat-zat kimia
lainnya pada makanan yang kita
makan sehari-hari sangat sulit dihindari, jangankan untuk jajanan makanan siap
saji yang sangat 'kental' dengan sajian kimiawinya . Makanan sehat berupa sayuran,
buah dan lauk pun hampir tiap detik kita menemukannya. Belum lagi konsumsi
makanan dan minuman lain yang saat ini banyak disoroti media tentang penggunaan
zat kimia berbahaya seperti boraks pada bakso, pewarna kain pada makanan dan
minuman yang berwarna dll.. Itu semua akan terakumulasi dengan seluruh zat
kimia yang kita makan selama puluhan tahun dan kiloan makanan yang kita makan
setiap bulannya..
Environmental working group, yang merupakan kelompok nirlaba AS
yang fokus pada masalah, meneliti hampir 100.000 buah dan sayur yang diduga
mengandung pestisida. Pestisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk
mengendalikan, menolak, memikat atau membasmi hama, penyakit dan gulma yang
tidak berpengaruh pada tanaman. Pestisida seringkali disebut sebagai ‘racun’.
Tapi banyak petani yang menggunakan pestisida untuk mencegah kerusakan atau
pembusukan.
Bila paparan pestisida terlalu banyak, maka pestisida bisa
menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti kanker, adhd pada anak, gangguan
sistem saraf dan melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Tengoklah
menu makanan kita hari ini, mulai dari
sayur asem saja, jika dalam pengolahannya tidak dicuci , kemudian makan apel
yang langsung kita gigit tanpa dicuci sebelumnya , itu semua akan berpotensi
termakannya zat kimia yang menempel pada sayur dan buah. Ide ini mungkin
kecil dan sepele, namun bayangkan jika
hal-hal kecil itu terakumulasi selama masa usia kita, maka hal itu akan
mempengaruhi kondisi kesehatan tubuh kita. Solusi lain untuk menghindarkan
permasalahan tersebut adalah TANAM BUSARI (Tanam Sendiri Buah Dan Sayur) dengan
begitu kita akan mengurangi intensitas kita ‘menelan’ racun. Mungkin
permasalahan yang muncul disini adalah lahan! Namun percayalah segala sesuatu
ada jalan, jika tinggal dikawasan perumahan dan padat penduduk,kita bisa
menggunakan MEDIA VERTUKULTUR untuk bisa menanam sayuran sendiri. Vertikultur
dapat diartikan sebagai teknik budidaya tanaman secara vertikal sehingga
penanaman dilakukan secara bertingkat. Teknik budidaya ini tidak memerlukan
lahan yang luas, bahkan dapat dilakukan pada rumah yang tidak memiliki halaman
sekalipun. Pemanfaatan teknik vertikultur ini memungkinkan untuk berkebun
dengan memanfaatkan tempat secara efisien. Sedangkan untuk menangani masalah
waktu dan kebosanan kita terhadap jenis sayuran dan buah yang kita tanam,
solusi selanjutnya adalah kita bekerja sama dengan tetangga kita yang lain
dengan sistem gulir-tanam atau pergantian jenis cocok tanam antar tetangga
dengan kita..
Ini sangat efektif, sudah saya
aplikasikan dikampung saya, dan sekarang selain mengurangi konsumsi zat kimia
di tubuh kita, kita juga jadi lebih akrab dengan tetangga-tetangga kita..
Sekali tanam, berbagai ‘rasa’ kita cicipi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Monggo dikomentari.. :D